1. tetap bersukur, bahwa kita masih sehat begitu juga anak-anak.
2.. Siapkan mental istri dan keluarga akan kondisi terburuk yang akan terjadi.
3. Terus bergerak, mencari rizki untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan baru sisanya membayar hutang.
4. Jujur kepada semua pemasok, pemberi hutang, bank bahwa kondisi kita sedang terpuruk.
5. Ihlas apapun yg diminta oleh pemasok pemberi hutang, jika mereka menarik barang mereka. Untuk kendaraan , upayakan jual dulu jika ada lebihnya bisa untuk menutupi hutang sedikit demi sedikit.
6. Kalaupun tekanan sangat besar, jangan pernah menyelesaikan hutang dengan hutang yang baru jika bunganya lebih tinggi, karena akan tambah membenamkan keuangan kita.
7. Jangan menghindar dari penagih, hadapi bahkan minta doa dan support.
8. Upayakan untuk terus negoisasi, sehingga kita bisa mencicil seringan mungkin, atau jika perlu minta waktu agar kita bisa lebih pokus terhadap usaha dan upaya untuk membayar hutang. zSebagian pemasok bisa lebih toleran dengan mengabaikan hutang yg macet dan mereka memberi kita barang kembali sehingga kita bisa terus berusaha.
9. Tersenyumlah, itu penting, walau hati galau, tak perlu semua orang tahu, bukankah jika semua orang tahu kita sedang ada masalah besar, itu malah bisa lebih menghancurkan dengan kata-kata mereka yg tidak perlu. Dengan tetap tersenyum, kita tunjukan kepada dunia , bahwa apa yg terjadi hari ini hanya persoalan kecil dan kita mampu menyelesaikannya.
10. Bersabar, inilah kunci dari setiap persoalan, makian, hilangnya teman-teman, bahkan banyak pemasok yang memaki dengan kata yang sangat kasarpun, tetap bersabar. Orang-orang yg selama ini kita anggap bisa membantu, biasanya mereka lebih kejam menagihnya pada saat kita sedang jatuh. Bahkan mereka lebih cepat pergi. Itu biarkan saja.
11. Membangun prasangka positip kepada yang kuasa, terus memberi semampunya, dan kita yakin inilah yang terbaik, apa yg terjadi dihari ini, jangan lupa berdoa.
12. Jangan kedukun atau keajengan atau kesiapapun yang mengaku mampu membantu secara supranatural, itu hanya menguras waktu, biaya dan pastinya syirik.
Nah 15 bulan kemudian semenjak mengalami kebangrutan, sekarang posisi kami sudah lebih baik, walau hutang masih besar, dan bri mau rencana lelang rumah dan ruko tanggal 15 januari 2016, tapi posisi usaha sudah mulai tumbuh walau pelan.
Apakah BRI akan melelang atau saya ada jalan keluar, saya tetap optimis, bahwa pada saatnya, saya akan menemukan jalan keluar yg terbaik.
Tahun 2006 pada saat harus kehilangan usaha dan bangrut, 3 tahun kemudian pulih bahkan lebih dari puncak kemajuan ditahun 2013, saya yakin bahwa kita akan bisa terus lebih besar dari sebelumnya, jika kita yakin dan terus belajar dari kesalahan, dan tidak menyalahkan apa yg sudah terjadi. Bukankah masih ada hari esok.